27.12.15

Separuh jiwa

Assalammualaikum..

Ntah mengapa, lagi kangen posting.
Gak salah lagi, pasti lagi banyak masalah.
Kalau gini ya enaknya kabur ke dunia maya (selain ke Allah ya).
Gak bohong, dunia maya bikin agak reda.
Antara cerita di sini atau cari yang lucu, atau kepoin orang (?)

Beberapa minggu ini, lagi olahraga hati nih.
Antara tanggung jawab dan prioritas sulit dipahami.
Tidak sebatas teori, fakta tidak seperti itu.
Mungkin gw yang membesarkannya.

Oiya, gw lagi belajar ikhlas, ikhlasin dia bersama dirinya (?) *salah fokus
Enggak kok, dianya siapa. Gw gak punya dia.
Gini ceritanya, laptop gw ke di format, so data ilang semua, panjang kalau diceritain kenapa bisa begini. Yang jelas semua sudah terjadi.
Data ilang kenangan pun hilang, nyeesssss banget rasanya. Lemes. Jiwanya kaya ilang juga.
Data-data semasa kuliah, bukti otentik, perjuangan gak tidur, hanya untuk beberapa lembar kertas, hilang, lenyap seketika.
Dokumentasi, perjuangan melangkah sampai puncak, tetesan keringat, kebersamaan, alam indahMu, tak ada lagi.
Tak bisa ku perlihatkan kepada yang lain.
Perjalanan hidup semasa kuliah ada di dalam data itu. Sekarang perjalanan itu hanya sekedar ingatan. Mungkin lupa saat ku tua nanti. Bahkan sebelum ku tua.
Rasanya bukan sekedar sedih. Merasa tak pernah kuliah. Merasa kenangan itu tak pernah ada. Kosong. Hanya mimpi yang terasa. Atau mungkin itu semua memang benar mimpi. Dan sekarang aku sudah terbangun.
Mengapa begitu? Ketika harus menerima kenyataan itu. Jantung terasa lemas, terasa hilang. Nangis, marah percuma. Benar adanya, kehilangan yang disayang itu memang berat. Segini data, gimana manusia? Aku tak sanggup untuk kehilangan sedetik pun orang yang ku cinta dan ku sayang. Aku bisa gila, bila terjadi. Tak mau.

Aku terbangun dan aku tersadar.
Tak dipungkiri, pengalamanku kuliah di Dip IPB terutama TML yang awalnya ku rasa mimpi buruk malah menjadi anugerah indah yang Allah berikan kepadaku. Banyak dan banyak pelajaran hidup yang ku dapat. Banyak dan banyak orang yang ku tau. Menyenangkan... Mungkin jika ku kuliah di tempat lain, belum tentu seperti ini kan??? Ini yang ku sebut mimpi, mimpi indah, sangat indah.

Kini, aku melaju ke tingkat akhir, semester akhir di TML ini. Hampir tiga tahun sudah ku jalani. Sangat tak terasa. Aku masih muda. Aku tak setua itu. "kakak" kata yang pasti terdengar setiap hari. Kata itu melambangkan kesopanan, tapi dibalik itu, mengingatkanku bahwa aku sudah tua. Omg, aku selalu ingin muda. Masa perkuliahanku sudah berakhir di TML, tinggal UAS, PKL, Seminar, Sidang, then Wisuda. Insya Allah. Yaa ampuuuun, secepat itu kaah? Tak ada canda tawa di kelas, tak ada masa sibuk buat laporan, tak ada waktu selfie saat praktikum, tak ada membully teman, tak ada yang memanggil cibi, tak ada tidur di kelas, tak ada ocehan dosen, tak ada perang dingin, tak adaa.. Semua tinggal kenangan... Aku terbangun dari mimpi.. Setelah bangun, kehidupan nyatalah yang harus dihadapi. Hidup harus berlanjut di masa depan..

Hilangnya data dan dokumentasi itu, mengajarkanku bahwa tak ada yang abadi. Allah lah yang abadi.
Perjuangan tak perlu dilirik orang.
Perjuangan keras tak selalu mendapat hasil yang baik.
Jangan sandarkan apapun selain kepadaNya.
Ingatan tak selamanya ada.
Jangan terlalu sayang sama sesuatu.
Kehati-hatian sangatnya penting.
Waktu tak bisa terulang.
Time is the most important for life.
Semua akan hilang, amal baik lah yang kekal.